Selasa, 05 April 2011

Lagi Gizi Buruk Mendera 27 Balita Miskin

Sebanyak 27 bayi di bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dinyatakan menderita gizi buruk.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang M Fauzi, Minggu, mengatakan, balita penderita gizi buruk tersebut sudah ditangani di RSSA Malang, bahkan telah diperbolehkan pulang.
Namun, mereka masih dalam pengawasan serius dinas kesehatan melalui bidan desa maupun kader kesehatan di masing-masing kecamatan.
“Salah satu penyebab balita yang mengalami gizi buruk di Kabupaten Malang ini adalah sebagai akibat dari pola asuh yang salah dan keliru terutama pola makan,” katanya menegaskan.
Selain itu, ujarnya, gizi buruk bisa karena adanya faktor keturunan, tidak tercukupinya asupan gizi karena orangtuanya tergolong warga miskin, dan pola asuh yang keliru.
Menurut dia, untuk melakukan penanganan tersebut, dinkes sudah melakukan langkah optimal dengan memberikan asupan makanan seperti susu dan bubur gratis sampai penderita gizi buruk sehat dan kembali normal.
Kasi Gizi Masyarakat Dinkes Kabupaten Malang Riyanto berharap, orangtua balita lebih aktif dan rutin membawa anaknya ke posyandu.
“Selama ini dinkes kesulitan mendata dan memberikan perhatian kepada balita penderita gizi buruk, jika tidak pernah dibawa ke posyandu secara rutin,” tuturnya.
Pentingnya membawa balita ke posyandu untuk mendeteksi kesehatan anak sejak dini. Diharapkan semua orangtua yang memiliki balita rajin ke posyandu.
Saat ini di Kabupaten Malang ada 2.766 posyandu, tersebar di 398 desa di daerah ini.
Sementara itu, jumlah balita sesuai data di dinkes setempat ada 27 balita mengalami gizi buruk dari total jumlah balita mencapai 209.886 orang.
Untuk mengawasi asupan gizi yang cukup bagi balita, dinkes setempat menerjunkan 13.840 kader kesehatan.
“Tugas utama para kader kesehatan adalah memberikan perhatian dan pengawasan langsung kepada balita penderita gizi buruk maupun yang berat badannya berada di garis merah (kurang),” katanya menambahkan.
Menyikapi banyaknya balita menderita gizi buruk tersebut, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Malang Purnomo Anwar mengusulkan agar pelajaran tentang gizi bisa dimasukkan sebagai muatan lokal di sekolah-sekolah.
“Pelajaran tentang gizi ini untuk kepentingan jangka panjang agar kelak para siswa ini tahu dan sadar betul akan pentingnya pengetahuan berkaitan dengan gizi,” ujarnya. (kompas.com, 27/3/2011)
 
Komen : "Sangat Ironis, dikala krisis Gizi Menimpa para penerus bangsa, malah pejabat Pemerintahan sibuk Akan PEMBANGUNAN GEDUNG DPR, Yang Setiap anggota DPR nantinya akan menempati ruang kerja yang nilainya nyaris Rp 800 juta, yakni sekitar Rp 799.920.000. Luas ruang kerja untuk setiap anggota DPR adalah 111,1 meter persegi. Luas gedung baru DPR ini secara keseluruhan adalah 157.000 meter persegi. Dana yang diperlukan untuk membangun gedung ini setidaknya memakan tak kurang dari Rp 1 triliun. (detiknews.com, 27/3/2011).
COBA BAYANGKAN bila DANA TERSEBUT DIGUNAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT.??
Tapi SAYANG, haii.. ANDA HIDUP DISISTEM DEMOKRASI,
Mendapatkan KESEJAHTERAAN HANYA SEBUAH MIMPI DAN ILUSI..
Saatnya Kembali PADA SYARIAH ISLAM..
TERAPKAN SYARIAH TEGAKKAN KHILAFAH,
HIDUP KITA PUN MENJADI BERKAH..

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami


Baca Juga Situs JIhad dan informasi tambahan Republika Online.

I'dadun naas li tarhiibi qiyaamil khilafah

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | free samples without surveys