Jumat, 03 Desember 2010

*Student Government : " Formalisasi Kompetisi dan Kaderisasi gerakan mahasiswa"

Salam Perubahan..
Salam Cinta atas Nama Perjuangan..
Salam Intelektual Pembangun untuk Peradaban Bangsa..
Saatnya Mahasiswa mengkaji ulang dan mengganti ideologi perubahannya dengan Islam..
dan
Saatnya BEM KEMA UNPAD menjadi simbol nyata kebangkitan dan perubahan dengan VISI ISLAMNYA..

Latar belakang

            Pertarungan mahasiswa sejatinya harus didominasi oleh pertarungan gagasan dan ide perubahan. Terlepas adanya perdebatan sumber dari gagasan dan ide tersebut, tapi yang terpenting adalah sampai sejauh mana mahasiswa meyakini dan menjiwai setiap gagasan dan ide yang dianutnya. Jika saat ini pertarungan mahasiswa lebih karena dorongan organisasi yang telah menjadi afiliasinya, maka dengan adanya student government, dorongan pertarungan mahasiswa adalah karena gagasan dan ide yang diyakininya. Dalam kehidupan perjalanan mahasiswa, tidak dipungkiri  bahwa aktifis gerakan mahasiswa selalu mempunyai afiliasi kepada organisasi tertentu, baik ormas maupun orpol. Akan tetapi itu bukan persoalan, selagi dorongan afiliasi itu adalah karena gagasan dan ide yang dianggap mampu menjawab tantangan. Namun realitas saat ini terkadang afialiasi mahasiswa kepada ormas atau orpol tertentu lebih dikarenakan adanya aspek perasaan senasib, atau kedekatan senior, kenyamanan perasaan atau juga faktor-faktor kepentingan pragmatis lainnya.  Hal ini pulah yang menyebabkan adanya upaya menghalalkan segala cara didalam memenangkan setiap kompetisi seperti PRAMA ini, dengan tujuan agar kepentingan kelompoknya tetap terjamin. Bahkan saat ini segala upaya dilakukan termasuk menggunakan mesin politik tidak resmi, seperti jaringan-jaringan keagamaan yang ada di fakultas-fakultas yang sejatinya mempunyai akses langsung dengan mahasiswa baru. Lembaga ini pulalah yang saat ini ditetapkann secara legal untuk melakukan  pengkaderan dan pembinaan secara aktif. Pertanyaannya bagaimana mungkin seorang calon yang tidak populer, mendapatkan perolehan suara secara mutlak tanpa adanya bantuanl mesin politik seperti ini.  Ini tentu sebuah mekanisme dan kompitisi yang akan membuat banyak mahasiswa apatis dan frustasi, karena ide dan gagasannya sudah dipatahkan oleh cara-cara yang tidak adil.

            Oleh karena itu, berangkat dari latar belakang diatas, sudah saatnya mahasiswa mempunyai satu pola sistemik yang mampu mendorong mahasiswa untuk percaya diri dan yakin dengan gagasan dan ide yang dianutnya tanpa dipengaruhi oleh adanya beban moral terhadap organisasi yang  telah menjadi afiliasinya. Kita menginginkan agar mahasiwa kedepan adalah mahasiswa yang mempunyai karakter dan sikap yang jelas, bukan mahasiswa yang abu-abu dan malas berfikir. Sehingga pola sistemik tersebut salah satunya adalah dengan pembentukan student goverment.

            Pertanyaannya apa itu student government? Dilihat dari terjemahan bebasnya berarti “pemerintahan mahasiswa”.  Sebuah institusi politik yang lahir  ditengah-tengah kehidupan mahasiswa yang secara tidak langsung dapat diartikan juga sebagai pelembagaan kepentingan politik mahasiswa. Dalam perjalanannya, siapapun akan mempunyai tafsiran yang berbeda tentang posisi, batasan dan kedudukan student government tergantung dari sudut kepentingan mana dia memandang. Akan tetapi kita tentu harus sepakat bahwa student goverment kedepannya harus mampu mendorong mahasiswa aktif dan partisipatif dalam perpolitikan kampus guna memecahkan setiap masalah yang ada disekitarnya, yang tentu berbasis pada pemikiran intelektual, politik dan komprehensif  yang mengarahkan pada kebenaran dan kebaikan dan tentu bukan pada pragmatisme. Student government juga harus mampu mendorong mahasiswa untuk melakukan pengkaderan dan pembinaan.

            Oleh karena itu kami menganggap sudah saatnya UNPAD mempunyai student government yang akan mendorong perubahan mahasiswa yang lebih baik.

Gambaran ringkas student government

            Jika student govenrment secara sederhana adalah bentuk pelembagaan politik mahasiswa. Selanjutnya adalah bentuk simpel dari student government. Tentu berbeda dengan bentuk pemerintahan yang dipakai dinegeri ini. Bentuk student government secara simpel adalah adanya lembaga eksekutif, yudikatif dan legislatif ditengah-tengah mahasiswa yang keberadaannya diatur dalam AD/ART. Bahkan lebih jauh keberadaan lembaga ini harus disyahkan oleh rektor dan didukung secara kuat oleh menteri pendidikan.  Selanjutnya aktor-aktor yang duduk dilembaga tersebut harus lahir dari pemilu terbuka, yang sebelumnya aktor-aktor tersebut merupakan kader yang dihasilkan oleh partai-partai kampus yang disyahkan oleh lembaga berwenang. Sehingga pemilu mahasiswa merupakan pertarungan gagasan dan ideologi mahasiswa yang dilembagakan melalui partai politik. Dengan adanya partai politik kampus, maka setiap mahasiswa mempunyai akses yang sama dalam melakukan pengkaderan dan pembinanan difakultas-fakultas yang kedepannya tentu bisa digunakan sebagai mesin politik resmi.

            Keberadaan student government mahasiswa juga akan menempatkan BEM KEMA, BPM KEMA sebagai simbol student government resmi yang akan mengatur dan mengkoordinasikan adanya lembaga eksekutif dan legislatif yang ada difakultasnya masing-masing. Sedangkan keberadaan UKM  harus tetap pada porosnya yakni menjadi lemabaga yang netral dan hanya berfokus pada minat dan bakat.
Prinsip-Prinsip student goverment

            Agar pelaksanaan student government sesuai dengan tujuannya yakni melahirkan mahasiswa yang mempunyai karakter dan sikap dengan ideologi yang jelas, maka student government harus mempunyai prinsip-prinsip diantaranya

1. Student government mengarah pada gerakan moral.
              Sebelum ide gerakan mahasiswa ini kita kembangkan lebih jauh, agaknya kita perlu lebih bijaksana untuk becermin pada diri kita sendiri dahulu. Gerakan mahasiswa, terlepas dari ideologinya, dilahirkan dan dibesarkan oleh mahasiswa itu sendiri yang sedikit banyak terpengaruh oleh suasana lingkungan dan latar belakang akademis. Dengan kata lain, mahasiswa adalah unsur dari gerakan mahasiswa.

               Secara umum masyarakat memandang mahasiswa sebagai bagian kecil dari komunitas terdidik dari bangsa ini. Tapi yang menggelikan tidak semua mahasiswa, namun cukup banyak, yang kurang menyadari anugerah yang telah disandangnya.Sebuah ironi ketika mahasiswa meneriakkan slogan-slogan moralitas tatkala mahasiswa yang lain kelakuannya tidak bermoral. Sex bebas, aborsi, pergaulan tanpa batas, narkoba, ayam kampus dan tindak pidana adalah fenomena yang tidak bisa begitu saja dihilangkan dari ingatan. Jika mahasiswa seperti ini yang diberi kesempatan memegang kendali, apa jadinya?

2. Student government mengarah pada gerakan intelektual.
              Gerakan mahasiswa yang berkarakter intelektual memang diharapkan menghasilkan rumusan dan solusi konkret permasalahan bangsa sesuai dengan kapasitas keilmuan yang dimiliki. Jika harapan ini terlaksana maka sebuah kebahagiaan bagi masyarakat. Mahasiswa menjadi bagian komunitas yang peduli terhadap rakyat yang miskin dan tertindas.Konsepsi intelektual yang perlu dikembangkan adalah konsep intelektual profetik. Konsep ini dapat didefinisikan,
(1). Gerakan Intelektual Profetik adalah gerakan yang meletakkan keimanan sebagai ruh atas penjelajahan nalar akal, (2). Gerakan Intelektual Profetik merupakan gerakan yang mengembalikan secara tulus dialektika wacana pada prinsip-prinsip kemanusiaan yang universal
(3). Gerakan Intelektual Profetik adalah gerakan yang mempertemukan nilai transenden dengan akal manusia pada usaha perjuangan perlawanan, pembebasan, pencerahan, dan pemberdayaan manusia secara organik.
               Dengan konsep ini, maka gerakan mahasiswa akan menjadi patron bagi masyarakat untuk melakukan pencerahan dan penyadaran. Namun celakanya, konsep pendidikan yang ditawarkan saat ini lebih mementingkan kebutuhan pragmatis. Hasilnya adalah mahasiswa berlomba-lomba untuk menyelesaikan studinya sebelum batas akhir yang seringkali membawa dampak pada keengganan mahasiswa untuk ikut dalam pergumulan membicarakan masyarakat yang teraniaya, apalagi, berorganisasi.

3. Student government merupakan gerakan politik.
                   Sebagai gerakan politik mempunyai arti menjalankan fungsi kontrol (oposisi) terhadap kebijakan, baik kampus maupun negara. Hal ini lebih berarti jika ada jalinan antar gerakan mahasiswa, paling tidak jika ada isu/musuh bersama, biasanya mahasiswa bersatu. Turunnya $oeharto pada tahun 1998 merupakan salah satu contoh betapa kuatnya gerakan mahasiswa tatkala bersatu. Namun pasca lengsernya $oeharto, gerakan mahasiswa tidak lagi mempunyai kesamaan terutama dalam hal strategi apa yang akan digunakan dalam melaksanakan agenda reformasi.
Untuk mengokohkan peran politik ekstra parlementer, student government bisa menggunakan strategi:

(1). Mempengaruhi dan berupaya berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan publik.
(2). Mengawasi dan memantau pelaksanaan kebijakan publik
(3). Memberikan penilaian dan advokasi terhadap pelaksanaan kebijakan publik.
Penutup

            Menurut kami, Sudah saatnya mahasiswa berani menawarkan gagasan yang tidak hanya bersumber pada gagasan akademik saja. Melainkan dia juga berani menawarkan gagasan-gagasan yang bersumber dari Al-qur’an dan assunnah yang telah banyak menginspirasikan banyak orang untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Maka dengan adanya student goverment kami menginginkan adanya dialog terbuka dan sehat untuk mengkampanyekan islam adalah solusi terbaik. Kami menantang juga kepada mahasiswa untuk mampu membangun peradaban mahasiswa yang dipenuhi dengan kehausan akan kebenaran melalui sebuah dialog dan diskusi yang sehat, mencerahkan dan mencerdaskan.      
            Melalui student government inilah, kami meyakini gagasan dan ideologi yang diyakini oleh mahasiswa akan dikompetisikan melalui sebuah kompetisi terbuka yang akan mendorong mahasiswa untuk melakukan pengkaderan dan pembinaan di fakultasnya masing-masing.
            Memang konsekuensi student government adalah adanya konflik terbuka, akan tetapi menurut kami konflik ini jauh lebih elegan dibanding saat ini. Karena konflik tersebut berfokus pada gagasan dan ide. Tidak seperti saat ini, konfliknya berfokus pada kekuasaan semata. Dan yang perlu di ingat, ada tidaknya student govenrment konflik ditengah-tengah mahasiswa akan tetap ada. Pilihannya konflik sperti apa yang kita inginkan? Jawabannya tentu konflik yang membuat mahasiswa mempunyai karakter dan ideologi yang jelas dan mengarah pada kebaikan dan kebenaran.
Salam Perubahan!

oleh Fenfen Fenda Florena, Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA UPAD
.: Kandidat Wakil Presiden BEM KEMA UNPAD no. 1 :.

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami


Baca Juga Situs JIhad dan informasi tambahan Republika Online.

I'dadun naas li tarhiibi qiyaamil khilafah

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | free samples without surveys